Bukan lo yang susah dilepas, tapi bayangan bisa jadi sama lo 💔
Month: August 2015
Far Away
Aku hanya seorang pengagum
Mengucap rindu dari jauh
Bertahan oleh karena waktu
Hilang pun tiada yang tahu
.
Salahkan saja takdir dalam kalbu
Aku mencintaimu barang seribu lagu
Satu kedip jatuhkan hati
Hari berhenti kunjung dinanti
.
Katakan padaku siapa dirimu
Dibalik nama tersimpan malu
Senyum sedikit jatuhkan lagi
Harapan tersirat dalam detik
.
Hempas aku biar terbang tinggi
Jauhkan dari pesona sakti
Karena aku ragu kita kan bertemu
Kata mereka yang tak pernah tahu
written in class – August 3rd, 2015
2
“What does it matter if you can speak two or more languages if you have nothing original to say in any language?”
– Jarod Kintz, Author
Insp: Kahuripan, XII Bahasa
That Thing about Waiting
“Lima tahun lagi?”
“Ya, lima tahun lagi”
Apa yang bisa berubah dalam lima tahun, memangnya?
Lalu suatu pagi aku bangun dan mendapati kau sudah tak disana. Hatiku hancur, seperti bayangan dalam mimpi.
Senyumku hilang arti, tidak utuh. Sementara yang lain bersuara di kehidupan asli.
Aku mencintainya, percayalah.
Tetapi cinta itu buta, dan gelap tak mengenal ujung.
Kau menawarkan penerangan, entah untuk berapa lama.
“Aku butuh kepastian. Kita butuh arti”
“Lima tahun lagi, kita lihat nanti”
Rupa-rupanya waktu tak pernah setia. Matahariku direbut orang dan hatiku tercengkram bulan.
Karena sejujurnya sepuluh tahun lagi bisa jadi tak sampai. Sedang lima tahun lebih pasti.
Dengannya terjadi kesesakan, aku bergulat sendiri.
Tapi denganmu, ada secarik harapan.
Aku mencintaimu, mungkin lima tahun lagi.
Tak terbalas, aku akan sakit.
written in literature class – August 28th, 2015.
1
“Somewhere between right and wrong, there is a garden. I will meet you there.”
– Rumi, a poet.